Sabtu, 18 Desember 2010

Sekedar Roman Picisan ; Bidadari Turun ke Bumi


Entah sudah berapa puluh kostumer yang kulayani malam ini, rasanya kakiku sudah hampir patah. Kalau sampai harus berdiri 30 menit lagi, aku harus merelakan kakiku diamputasi. Jam 23.00, shiftku berakhir dan itu berarti masih 45 menit lagi aku harus berdiri di belakang mesin kasir melayani pesanan-pesanan ini. Sebenarnya tidak ada gunanya mengeluh, 8 bulan lebih aku bekerja di sini dan setiap malam, terlebih malam minggu, tempat ini memang tidak pernah sepi. Kaki kesemutan, tenggorokan sakit, migraine, semua itu sudah jadi bagian dari hari-hariku. Tapi, aku ini kan manusia biasa, Superman saja bisa mengeluh apalagi aku, yah.. demi sesuap nasi dan segudang mobil (yang ini memang hanya khayalan), mana mungkin pegawai restoran cepat saji mampu membeli mobil,segudang pula.terakhir kali aku membeli mobil adalah untuk hadiah ulang tahun keponakan. sebuah mobil-mobilan dari plastik seharga 50 ribu rupiah. Omong-omong soal mobil mahal, aku bisa membayangkan bodynya yang mulus dengan lekuk yang sempurna, seperti mahluk yang satu ini.
***
Gadis itu berdiri diantrian ke 3 dari meja kasir Yudha, dimata Yudha gadis itu nyaris sempurna, pasti dialah yang jadi alasan kenapa Tuhan menciptakan wanita. Rambut panjangnya membingkai lembut wajahnya yang mulus tanpa cela, bibirnya tidak tebal tapi juga tidak tipis, hidungnya kecil, runcing dan ramping tapi bagian yang paling dahsyat adalah matanya, lebar, hitam dengan bulu mata yang bukan main indahnya. Yudha merasa jantungnya berhenti. SOS!Yudha jatuh cinta. Lengan ramping gadis itu menggamit mesra sosok disebelah kanannya, sementara tangan kirinya sibuk mengetikkan SMS. Gadis itu seakan tidak perduli dengan sekelilingnya, sesekali dia menyandarkan kepala di bahu kekasihnya (tentu saja pria disebelahnya itu kekasihnya, karena kemungkinan untuk gadis seperti ini berstatus jombo adalah 0,01 %), matanya tidak pernah lepas dari layar ponsel tapi sungguh auranya terlalu hebat untuk dapat dihindari, jadi sekalipun dengan sikap tubuh yang luar biasa pasif seperti itu, gadis itu tetap mampu membuat Yudha serasa lumpuh.
“Selamat malam, Mas”
Sambut Yudha saat pasangan itu sudah berdiri tepat dihadapannya, seraya bersyukur karena dia masih mampu mengucapkan salam dengan benar, sementara mahluk indah itu hanya berjarak kurang dari 1meter, menggoda Yudha untuk menyentuhnya.
“Sayang mau makan apa ?”
Tanya pria itu pada sang gadis cantik. Pria dengan wajah yang bisa dibilang biasa saja tapi kental dengan aura rupiah. Kemeja bermerk mahal, celana cuting designer, kacamata berbingkai trend terbaru plus sesosok gadis cantik yang keindahannya sekelas dengan terumbu karang Bunaken, tidak mungkin semua itu ada di genggaman seorang pria dengan tampang pas-pas an tanpa sang Rupiah ikut andil. Sang gadis cantik merespon pertanyaan sang pria dengan menggelendot manja dan bibir sedikit merengut yang membuat jantung Yudha langsung meluncur sampai kelutut.
“Aku ngga mau makan junk food, ntar ndut. Sup aja ma air mineral”,
Astaga...suara apa yang meluncur dari bibir indah itu, mungkin seperti ini suara bidadari di khayangan sana.
“ Paket nasi satu, sup nya satu sama air mineral satu. Makan sini ya!”
Sang pria membeberkan menu pilihannya dan Yudhapun dengan cekatan menyiapkan semua pesananya, sambil berusaha keras memusatkan 1000% konsentrasinya, karena jika hanya 100%, Yudha yakin akan kehilangan keseimbangan, pesanan-pesanan itu akan berhamburan, manajer akan memanggilnya dan bisa-bisa dia dipecat karena teledor. Itu hal terakhir yang dia inginkan. Kini, saat menunggu sang pria mengeluarkan lembaran rupiah dari dompetnya, Yudha mulai berhalusinasi, karena dia samar-samar bisa mencium aroma lembut sang gadis cantik. Wangi bidadari, Yudha merasakan dirinya sebagai Joko Tarub, tokoh legenda yang jatuh cinta pada bidadari kemudian mencuri selendang sang bidadari hingga bidadari itu tidak bisa pulang ke nirwana. Yudha juga pasti akan melakukan hal yang sama, andai saja saat ini dia tidak sedang berada di tempatnya bekerja melainkan di sebuah danau rahasia, ketika sang gadis cantik sedang berenang sendirian tanpa sang pria, Yudha akan mencuri baju sang gadis cantik sehingga sang gadis tidak bisa pulang dan Yudha bisa memandangnya sampai kedua matanya katarak. Saat sang gadis cantik menangis kedinginan, Yudha akan datang membawakan selimut dan membawanya pulang untuk hidup bahagia bersama selamanya. Yudha nyaris terkikik membayangkan dongeng Joko Tarub versinya sendiri yang norak itu.
”Terimakasih, selamat menikmati”, transaksi selesai dan sang gadis cantik pun berlalu.


To be continue......
PRALINE!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar