Selasa, 21 Desember 2010

Sekedar Roman Picisan ; Putri Ivona


Toyota Fortuner hitam itu berhenti di depan sebuah bangunan berlantai dua. Ivona membuka pintu dan setelah mencium ringan pipi si pengemudi, dia melangkah turun. Rok mininya tak pelak tersingkap memamerkan kaki jenjangnya yang mulus, membuat tukang parkir gedung itu melotot sebentar lalu menelan ludah. Ivona melambaikan tangan sebelum mobil hitam itu berlalu dan mulai melangkah masuk ke dalam gedung.
“Pak Kusni..Apa kabar?” Ivona menyapa ramah tukang parkir berumur akhir 30an yang sedang sibuk menghitung uang hasil parkirnya, tukang parkir yang sama yang tadi sempat melotot saat melihat kaki jenjang Ivona.
”Woo Mbak Ivona to,saya pangling mbak, kok lama nggak kesini?” Pak Kusni menghentikan kegiatannya lalu mengulurkan tangan menjabat Ivona.
”Siapa bilang? Bapak aja yang ngga pernah liat saya. Sibuk ngeliatin duit terus sih.” Tukang parkir itu terkekeh,
“O ya Pak, ini buat Bapak”, Ivona mengeluarkan sebungkus rokok dari tas kulitnya lalu mengulurkannya kepada Pak Kusni.
” Lha ini yang ditunggu akhirnya datang juga.” Pak Kusni menerima pemberian Ivona dan langsung membuka kotak rokok itu lalu menyulut sebatang. Ivona tersenyum senang melihat respon Pak Kusni,
“Saya naik dulu ya Pak, sudah ditungguin”,
“Ya ya Mbak, makasih rokoknya”, Pak Kusni menghisap dalam-dalam rokoknya, melambai pada Ivona kemudian kembali sibuk dengan kotak uangnya. Ivona melangkah masuk ke dalam gedung yang seketika itu juga berpasang-pasang tatap mata menyambutnya.
Gedung itu adalah sebuah digital service center, tempat dimana orang-orang bisa mencetak foto atau membeli kamera digital beserta kroni-kroninya. Tujuan Ivona ada di lantai dua gedung itu yang tak lain adalah studio foto digital yang cukup dikenal di Jogjakarta, pagi ini Ivona ada jadwal pemotretan. Sudah 6 bulan terakhir ini, Ivona dikontrak untuk menjadi model di studio foto tersebut. Semua berawal saat Ivona dan teman-temannya iseng berfoto ria di studio itu,sekedar memuaskan hasrat narsis mereka, ternyata hasilnya membuat manajer studio foto itu terpesona dan tertarik untuk menjadikan Ivona sebagai modelnya.
“ Suit suit.. Ivon..”, Rudy, salah seorang sales person di tempat itu menyapa Ivona. Tidak ada banyak kostumer di tempat itu, sehingga Ivona pun tidak keberatan untuk beramah tamah sebentar.
“ Hai hai...lagi sepi yah?” Ivona menghampiri Rudy yang sedang duduk di meja yang disebelahnya terdapat rak yang memajang kamera-kamera digital keluaran terbaru.
”Yoi!makin cantik aja sih? Kapan mau foto ma aku?tapi foto porno ya.”,
Selama Ivona menjadi model di tempat itu, Rudy memang yang paling rajin menyapanya. Diantara sales person pria yang ada, Rudy memang yang paling percaya diri, teman-temannya hanya bisa cengar-cengir kalau bertemu Ivona, terlalu grogi untuk ngobrol.
”Genit!”
Ivona mencubit lengan Rudy, dan berlalu menaiki tangga. Dari mejanya,tatapan Rudy mengikuti langkah Ivona sambil mengusap-usap bekas cubitan gadis itu dan melemparkan ciuman-ciuman nakalnya. Sesampainya diatas, Eki, sang stylist langsung menyerbu Ivona dengan ciuman pipi kanan dan kiri. Ivona senang berada di dekat Eki, cowok feminin ini selalu bisa membuat Ivona tertawa dengan gaya bicaranya, dengan tingkahnya yang centil. Ivona bisa menjadi sangat menikmati pemotretan yang kadang memakan waktu berjam-jam bila Eki yang jadi stylistnya. Nama asli Eki sebenarnya Eko Rahmanto, sedangkan nama Eki sendiri muncul sebagai panggilan akrab dari teman-teman sepergaulannya, dan ternyata dia lebih merasa nyaman dengan nama Eki, kecuali jika harus berurusan dengan orang tuanya, nama Eko tetap tidak boleh dilupakan.
“Lama ya jeng...yuuk cap cus yuk.”
Eki menarik tangan Ivona, membawa gadis itu masuk ke dalam ruang make up, sambil berteriak –teriak menyuruh Gilang, si fotografer untuk menyiapkan setting foto. Gilang mencibir lalu mencubit gemas pipi Eki sebelum menyelinap masuk ke dalam studio, Eki menjerit dengan gaya genit nya dan Ivona pun terbahak-bahak melihat polah sang stylist.
Ivona menyukai kegiatan yang belangsung di dalam ruang make up. Saat dimana dia duduk di hadapan cermin rias besar dengan lampu-lampu menyorot wajahnya. Ivona menikmati saat-saat Eki merias sempurna wajahnya sambil berbincang kesana kemari. Ivona bisa dengan mudah terbuka dengan Eki, mereka sering curhat tentang apa saja. Mulai dari produk perawatan wajah, model baju yang sedang in sampai trend cowok terbaru.
“Kayaknya ada yang bikin silau mata I deh..” Dari pantulan cermin didepannya, Ivona melihat Eki sedang melirik jam tangan yang melingkar manis di tangan kirinya.
“Hadiah dari pangeran Ring-Ring,”
Jawab Ivona sambil mengangkat tangan kirinya, tanpa bermaksud pamer, membuat Eki bisa lebih jelas melihat jam tangan berwarna silver berhias sebutir berlian dititik angka 12. Mata Eki menyipit berusaha membaca merk jam tangan Ivona, Fontenay, ingatannya meraba-raba dimana dia pernah membaca merk itu. Oya..itu adalah merk jam tangan buatan paris yang tempo hari dia lihat di halaman majalah Cosmopolitan.
Pangeran Ring-Ring adalah panggilan yang diberikan Eki untuk pacar Ivona yang bernama Leo lantaran konon memiliki beberapa counter handphone.
”Nggak takut tangannya putus dipotong rampok yang mau ngambil tu jam?”
“ Selama kamu nggak ngember kalau ada berlian di jam ku, nggak bakalan ada perampok yang ngincer aku.Ngerti?!”
Eki mendelik sok galak mendengar komentar Ivona, Ivona menanggapinya dengan menjulurkan lidahnya ke arah Eki.
“Emangnya I ini suka gaul ma rampok apa? Sembarangan!I ini nggak ember cuma bocor dikit!”
Tangan terampil Eki dengan luwesnya membubuhkan bedak ke wajah Ivona.
“Emang si Ring-Ring bikin salah apa mpe harus bayar konpensasi mahal gitu?” tanya Eki penuh selidik.
“Lupa nemenin aku nonton konser di Caesar, padahal udah janjian ketemu disana. Aku kan jadi cengok!”,
“I juga mau punya lekong kayak gitu. Bikin salah aja terus, ga masalah. Konpensasinya kan makin gede.” Eki menepuk-nepuk pipi Ivona sebelum akhirnya menyapukan blush-on berwarna pink lembut.
Konpensasi adalah prinsip Ivona dalam berpacaran. Sebenarnya Ivona lebih suka menyebutnya “obat sakit hati”, aturan dimana pacarnya harus membelikan barang-barang yang diinginkan Ivona setiap kali berbuat kesalahan atau membuat Ivona kesal. Bahkan, jika kekasihnya menginginkan hubungan mereka berakhir, Ivona tidak segan meminta sejumlah uang atau barang sebagai obat sakit hati dan selama ini prinsip Ivona itu berjalan lancar karena selain Ivona selalu memastikan pria-pria yang menjadi kekasihnya paham dan setuju dengan segala peraturannya, Ivona hanya bersedia menjalin hubungan dengan pria berduit. Sebelum Leo, ada Wahyu, pemilik bisnis advertising, yang karena kesalahan-kesalahannya, Ivona mendapat fasilitas komplit plus akomodasi untuk liburan di bali, 2 buah tas asli Louis Vuitton, parfum Ana Sui, jam tangan Cartier, paket Make up- Clinic dan tambahan saldo di rekeningnya saat akhirnya Wahyu memutuskan untuk berpisah dari Ivona karena kecantol dengan SPG rokok bernama Silvy.
“Dirimu ikut pemilihan Caesar’s Babe nggak jeung?”tanya Eki sementara tangan-tangannya dengan telaten mulai melepas rol-rol besar yang memenuhi kepala Ivona satu persatu.
“Nggak pengen, tapi aku dapat undangan nonton malam pemilihannya.” Sahut Ivona, mata besarnya meneliti kuku-kuku tangannya yang kini sudah di cat sempurna dengan warna merah menyala. Eki yang menyuruhnya memakai kutek tadi, bagian dari make-up katanya.
“Tapi ada Manda lho di daftar finalis.” Lanjut Ivona lagi.
Eki berhenti menyemprotkan hair spray ke rambut Ivona, sebelah alisnya terangkat tinggi, “Em!Dia terbang ke singapura sebelum daftar kontes itu.”
Ivona mengangkat wajahnya, “maksudnya?,” Ivona jelas penasaran.
“Operasi dada..” Eki mengguncang-ngguncang pundaknya bak penyanyi dangdut yang sedang beraksi, “Secara dia kan papan strika gitu.”
Ivona ternganga menatap Eki, “Serius lo!” kata Ivona terkejut.
“Iris kuping I kalau I boong.” Eki menarik-narik telinga kirinya yang berhias anting perak mungil.
“Duit dari mana?” tukas Ivona seakan dia tidak percaya semua yang sudah dikatakan Eki.
“Ya dari si Om itu!”
Eki menyahut gemas, kepalanya digoyangkan kekanan dan kekiri seperti penari india. Ivona masih saja melotot keheranan. Manda adalah pelanggan fanatik studio foto dimana Ivona sedang berada saat ini, hampir setiap minggu dia datang dengan setumpuk kostum yang dibawanya sendiri demi memuaskan narsisnya yang sudah over dosis. Ivona bertemu Manda saat dia datang untuk mengambil fee pemotretannya dan Manda yang menghampirinya setelah menjerit histeris karena melihat stilletto 12 cm yang dipakai Ivona saat itu.
“Jadi Om Hendra masih eksis juga?” tanya Ivona setelah rasa herannya mereda,
“OO..,” bibir Eki membentuk bulatan sempurna, tangan kanannya yang memegang kuas besar melayang-layang di udara, “Beliau itu sudah history, sekarang eranya Om B O W O.”
Nada bicara Eki benar-benar lucu saat mengeja nama Om Bowo, persis seperti ibu guru TK yang sedang mengajari muridnya membaca. Anehnya lagi, Ivona juga mengangguk-anggukan kepalanya, seakan dialah yang menjadi murid Tknya.
”Suami orang juga?” Ivona mengibaskan rambutnya yang sudah disulap Eki menjadi ikal, lalu tersenyum puas pada bayangannya sendiri di cermin.
“D U D A! Katanya siiihh..”
Tegas Eki, memutar bola matanya, seolah mengatakan “paling-paling juga suami orang!” kemudian meraih lipstick dari kotak peralatan. Dua menit kemudian Eki selesai memoleskan lipstik di bibir Ivona sebagi sentuhan terakhir make-up nya dan voila...wajah cantik Ivona pun semakin dramatis berkat riasan Eki. Rambut hitamnya yang ditata bergelombang, membuat kesan sensual semakin terpancar dari wajah Ivona.
Kali ini Ivona melakukan pemotretan untuk konsep foto baru dengan tema “ Sexy Glam” dan setelah berganti baju dengan kostum yang sudah disediakan Eki, Ivona pun benar-benar siap menghadapi jepretan kamera Gilang, sang fotografer.


To be continue....
PRALINE!

Minggu, 19 Desember 2010

DARK : "AKu TAhu Kamu Bukan Pangeranku"

Beberapa hal memang tidak bisa dijelaskan dengan logika. Beberapa hal dalam hidup ini memang tidak bisa dirambah dan dijamah dengan kenormalan. Semua berjalan, semua bergerak dengan sendirinya. Aku tidak merencanakan, hanya ketika aku dalam tingkat kejenuhan dan malas untuk berjalan, kamu datang dan mengulurkan tangan. Tadinya hanya ingin kugenggam, sekarang aku nyaris berlari bersamamu.
Berlari bersamamu begitu ringan, hanya berpikir tentang senang sekarang, bukan selamanya. Berlari bersamamu penuh kejutan, kadang terjungkal dan kadang melompat. Semua seirama lagu riang pagi hari. Tanpa menggurui, dan tanpa membuatku sesak nafas. Tidak ada euphoria tentang memaknai kebersamaan, semua hanya untuk kesenangan. Aku senang dan kamu senang, maka hari kami akan berpelangi.
Aku tidak sedang jatuh cinta. Aku hanya bermain, mengulaskan warna di buku gambarku yang hampir setengah halaman akhirnya berwarna kelabu. Setahun yang lalu aku memulai, mengulas warna pelangi dengan penuh cinta, bahkan terlalu banyak warna pelangi, di awal semuanya tentang warna pastel yang lembut, bergerak ke warna merah yang menantang, lalu ke kuning yang penuh cemburu, bergerak ke biru yang sendu, hingga terus hanya mampu mengulas warna abu-abu kelabu dan terus abu-abu kelabu, hingga hitam. Hanya segaris hitam yang bisa kuulas. Menghadapi realita di depan mataku, aku btidak bisa terus mengulas warna pelangi.
Tetapi Kamu bukan pangeran, kamu sederhana. Tidak mungkin mengajakku ke istana. Aku tahu itu. Kuminta, jangan kamu berubah jadi penyihir jahat yang tenggelamkan aku lagi dalam kolam cat hitam.
Apa kamu tahu? Mungkin aku tidak akan menangis karena kehilanganmu, mungkin hatiku hanya akan perih dan sakit, karena aku kehilangan teman bermain. Jangan semena-mena memintaku berhenti mewarnai, kalau kamu ingin berhenti. Berhentilaaaaaaah!! Tapi aku ingin bermain, aku kan lupakan belari beriringan denganmu, aku akan lupakan indahnya menari denganmu, mungkin aku memang tidak mencintaimu, tapi aku menyayangimu… setiap inchi yang kita gambar bersama, kuwarnai dengan kesadaran… aku tidak suka kamu meremas kertas gambarku, aku tidak suka kamu menumpahkan warna kelabu di gambar pelangiku… aku tidak sukkaaaa!!
Jadi, silakan kamu pergi… kamu bukan pangeran, dan tidak pernah akan kumantrai untuk jadi pangeranku.
Lalalalala…. Avada kedavra
Aku kan membeli lagi buku gambar yang baru…. Di esok pagi ketika sedikit reda amarahku…

Jogja, 19 desember 2010 tepat pukul setengah empat pagi.

Sabtu, 18 Desember 2010

Sekedar Roman Picisan ; Bidadari Turun ke Bumi


Entah sudah berapa puluh kostumer yang kulayani malam ini, rasanya kakiku sudah hampir patah. Kalau sampai harus berdiri 30 menit lagi, aku harus merelakan kakiku diamputasi. Jam 23.00, shiftku berakhir dan itu berarti masih 45 menit lagi aku harus berdiri di belakang mesin kasir melayani pesanan-pesanan ini. Sebenarnya tidak ada gunanya mengeluh, 8 bulan lebih aku bekerja di sini dan setiap malam, terlebih malam minggu, tempat ini memang tidak pernah sepi. Kaki kesemutan, tenggorokan sakit, migraine, semua itu sudah jadi bagian dari hari-hariku. Tapi, aku ini kan manusia biasa, Superman saja bisa mengeluh apalagi aku, yah.. demi sesuap nasi dan segudang mobil (yang ini memang hanya khayalan), mana mungkin pegawai restoran cepat saji mampu membeli mobil,segudang pula.terakhir kali aku membeli mobil adalah untuk hadiah ulang tahun keponakan. sebuah mobil-mobilan dari plastik seharga 50 ribu rupiah. Omong-omong soal mobil mahal, aku bisa membayangkan bodynya yang mulus dengan lekuk yang sempurna, seperti mahluk yang satu ini.
***
Gadis itu berdiri diantrian ke 3 dari meja kasir Yudha, dimata Yudha gadis itu nyaris sempurna, pasti dialah yang jadi alasan kenapa Tuhan menciptakan wanita. Rambut panjangnya membingkai lembut wajahnya yang mulus tanpa cela, bibirnya tidak tebal tapi juga tidak tipis, hidungnya kecil, runcing dan ramping tapi bagian yang paling dahsyat adalah matanya, lebar, hitam dengan bulu mata yang bukan main indahnya. Yudha merasa jantungnya berhenti. SOS!Yudha jatuh cinta. Lengan ramping gadis itu menggamit mesra sosok disebelah kanannya, sementara tangan kirinya sibuk mengetikkan SMS. Gadis itu seakan tidak perduli dengan sekelilingnya, sesekali dia menyandarkan kepala di bahu kekasihnya (tentu saja pria disebelahnya itu kekasihnya, karena kemungkinan untuk gadis seperti ini berstatus jombo adalah 0,01 %), matanya tidak pernah lepas dari layar ponsel tapi sungguh auranya terlalu hebat untuk dapat dihindari, jadi sekalipun dengan sikap tubuh yang luar biasa pasif seperti itu, gadis itu tetap mampu membuat Yudha serasa lumpuh.
“Selamat malam, Mas”
Sambut Yudha saat pasangan itu sudah berdiri tepat dihadapannya, seraya bersyukur karena dia masih mampu mengucapkan salam dengan benar, sementara mahluk indah itu hanya berjarak kurang dari 1meter, menggoda Yudha untuk menyentuhnya.
“Sayang mau makan apa ?”
Tanya pria itu pada sang gadis cantik. Pria dengan wajah yang bisa dibilang biasa saja tapi kental dengan aura rupiah. Kemeja bermerk mahal, celana cuting designer, kacamata berbingkai trend terbaru plus sesosok gadis cantik yang keindahannya sekelas dengan terumbu karang Bunaken, tidak mungkin semua itu ada di genggaman seorang pria dengan tampang pas-pas an tanpa sang Rupiah ikut andil. Sang gadis cantik merespon pertanyaan sang pria dengan menggelendot manja dan bibir sedikit merengut yang membuat jantung Yudha langsung meluncur sampai kelutut.
“Aku ngga mau makan junk food, ntar ndut. Sup aja ma air mineral”,
Astaga...suara apa yang meluncur dari bibir indah itu, mungkin seperti ini suara bidadari di khayangan sana.
“ Paket nasi satu, sup nya satu sama air mineral satu. Makan sini ya!”
Sang pria membeberkan menu pilihannya dan Yudhapun dengan cekatan menyiapkan semua pesananya, sambil berusaha keras memusatkan 1000% konsentrasinya, karena jika hanya 100%, Yudha yakin akan kehilangan keseimbangan, pesanan-pesanan itu akan berhamburan, manajer akan memanggilnya dan bisa-bisa dia dipecat karena teledor. Itu hal terakhir yang dia inginkan. Kini, saat menunggu sang pria mengeluarkan lembaran rupiah dari dompetnya, Yudha mulai berhalusinasi, karena dia samar-samar bisa mencium aroma lembut sang gadis cantik. Wangi bidadari, Yudha merasakan dirinya sebagai Joko Tarub, tokoh legenda yang jatuh cinta pada bidadari kemudian mencuri selendang sang bidadari hingga bidadari itu tidak bisa pulang ke nirwana. Yudha juga pasti akan melakukan hal yang sama, andai saja saat ini dia tidak sedang berada di tempatnya bekerja melainkan di sebuah danau rahasia, ketika sang gadis cantik sedang berenang sendirian tanpa sang pria, Yudha akan mencuri baju sang gadis cantik sehingga sang gadis tidak bisa pulang dan Yudha bisa memandangnya sampai kedua matanya katarak. Saat sang gadis cantik menangis kedinginan, Yudha akan datang membawakan selimut dan membawanya pulang untuk hidup bahagia bersama selamanya. Yudha nyaris terkikik membayangkan dongeng Joko Tarub versinya sendiri yang norak itu.
”Terimakasih, selamat menikmati”, transaksi selesai dan sang gadis cantik pun berlalu.


To be continue......
PRALINE!!

Selasa, 06 April 2010

DARK 'mawar


Hujan masih deras menguyur jogja sejak pagi, aku sendiri lebih memilih meringkuk di balik selimutku sambil membaca buku ketimbang duduk – duduk bersama anak – anak kos diluar. Beban berat 1 ton itu berangsur hilang, sedikit hilang mungkin karena logika mulai bekerja mengimbangi emosi yang sudah habis tercurah selama dua hari kemarin. Rasanya masih tidak percaya, tidak ingin percaya dan ingin sekali percaya kalau memanglah ada perasaan yang seharusnya aku rasakan, atau ini hanya bagian dari stimulus perasaan yang terjabar tak dapat termaknai.
Tiba – tiba saja aku ingin memberinya bunga, sebuah bunga mawar yang sebenarnya adalah bunga yang paling kubenci selama hampir 9 tahun ini. Iya, aku ingin memberinya….bukan sebagai tanda cinta….hanya ingin memberi karena merasa dia pantas menerimanya. Sesaat teringat di masa itu….ketika mungkin Tuhan berikanku kesempatan untuk melihat ketulusan yang justru tak kusadari sepenuhnya. Aku terlalu takut melangkah mau ke depan, terlalu berhati – hati menjaga diriku…agar tak lemah, agar tak jatuh dan agar tak tersungkur lagi….perih masih kadang menyerang ketika hati ini ternyata belum sepenuhnya memaafkan masa lalu. Kadang kubertanya ketika kubersujud di malamNya, apakah harus begini? Dan bagaimana aku mampu melewati ujian ini lagi? Begitu banyak kepingan puzzle yang sudah mulai tersusun. Kalaupun ini hanya oase sesaat…kenapa juga air mata ini terus mengalir ketika dia melakukan hal yang menyentil egoku, membuatku lupa usiaku, membuatku merajuknya seperti seorang anak kecil. Lalu kemana semua sikap dewasa yang selama ini kutunjukkan padanya, mana logika yang kumiliki? Pertanyaan demi pertanyaan kutanyakan, yang pada akhirnya kupasrahkan padaNya.
Hujan tiba – tiba berhenti, membuatku semakin nekat ingin membeli bunga mawar merah untuknya. Kuberanikan turun dari tempat tidurku kusingkirkan egoku, kusingkirkan harga diriku….kucari dan kubeli mawar cantik itu. Cantik, mawar cantik untuk kado ulang tahunnya, seseorang yang hadirnya beriku banyak kisah, yang suatu saat mgkn akan hilang dr ingatan… tapi akan tetap ada di hati.

Jogja, desember 2009

Minggu, 04 April 2010

TRUFFLES. Expired?

Kupersembahkan untukmu

Katakan kepada langit bahwa aku pernah ada
Semua kisah ini pernah terjadi
Terbentang dalam naungannya
dan alampun pernah menyadari
Bahwa semua ini satu dengannya,
juga denganmu.

Katakan kepada sungai
Bahwa aku pernah mengalir sepertinya...

Aku terbangun dengan badan babakbelur. Perutku mulas. Kehidupan mengajarkan kita untuk berbagi dan menerima. Dan sekarang waktunya aku mengosongkan isi perutku yang memberontak untuk dicerna.
Sayup-sayup antara sadar dan tenggelam kudengar kelepak sayap di jendela kamarku yang terpentang lebar.
Dengan segenap tekad, kujereng mataku untuk tersadar sepenuhnya. Udara kehidupan berhembus lewat mengusap keringat dingin di tengkukku yang penat
Ya Tuhan, aku benar-benar merindukannya. Seperti daun-daun menantikan fajar pertama.
Kurasa ini tidak patut/ pantas/ layak. Maka rasa ini kutindas saja dengan ganas hingga tuntas. Aku ingin sejenak merasa bebas dari diriku sendiri, dari rasa yang menggenangi mataku dengan bulir bening.
Jika aku memang pengarang, anggap saja ini untaian kata usang yang akan dicoret cepat-cepat oleh editorku. Aku berharap hatiku sedikit terbuka lebar hingga aku mau memaknai perasaan ini dengan lebih bijak. Seperti petuah-petuahmu.
Entah kenapa aku berharap kamu ada di sini. Walau sejenak.
Aku benar-benar ingin muntah.

Sabtu, 27 Maret 2010

TRUFFLES. "Suka, Cinta, Sayang? Quote yang Absurd!"

"Di hadapan orang yang kaucintai,

musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah

Di hadapan orang yang kausukai,

musim dingin tetap saja musim dingin hanya

suasananya lebih indah sedikit

Di hadapan orang yang kaucintai,

jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat

Di hadapan orang yang kausukai,

kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang

kau cintai, matamu berkaca-kaca

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang

kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Di hadapan orang yang kaucintai,

kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam

Di hadapan orang yang kausukai,

kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,

engkaupun akan ikut menangis di sisinya

Jika orang yang kau sukai menangis,

engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan

rasa suka dimulai dari telinga

Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,

cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari

orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi

tetesan air mata dan terus tinggal di hatimu dalam

jarak waktu yang cukup lama.

“Tetapi….. selain rasa suka dan rasa cinta… ada

perasaan yang lebih mendalam.

Yaitu rasa sayang…. rasa yang tidak hilang

secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.

Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.

Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.

Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin

melihat orang yang disayanginya bahagia..

walaupun harus kehilangan.”



---------------------------------------------------------------------------

Huhuhu.. entah apa yg terjadi di tataran alam raya hari ini hingga deretan kalimat puitis begitu bisa tayang di operamini ponselku. Atau entah apa yg terjadi pada diriku, hingga bisa terdampar di blog dunia percintaan.

Cinta? Salah satu kata paling absurd di dunia, bukan?

Kamis, 25 Maret 2010

yuhuuu.. truffles datang!


pesen kavling dulu ahhh... tar baru posting yg beneran wkwkwkwk